Jumat, 11 Januari 2013

Langkah-Langkah Membuat Laporan Tahunan

-->Langkah-langkah membuat laporan tahunan
Misalnya laporan penimbangan balita
1       Buka mifcrosoft excel. Lalu buat sebanyak 20 sheet dan rename sheet . Sheet pertama dimulai dengan nama data, sheet selanjutnya diberi nama dengan nama bulan, dimulai dari Januari-Desember, setelah 3 bulan beri nama sheet dengan triwulan (1,2,3,4) dan setelah 6 bulan diberi nama semester (1,2)  dan sheet terakhir beri nama tahunan.
2       Pada lembar kerja pertama atau sheet “data” buatlah tabel sesuai dengan yang dibutuhkan. Tabel ini berisi mengenai nama bulan, target (target dibagi 2 D/S dan N/D), pengirim laporan(buat nama dan NIP) dan mengetahui(buat nama dan NIP).
3       Membuat nama sel untuk memudahkan memanggil sel yang diinginkan :
-        Sorot atau blok sel .
-        Lalu perhatikan disudut kiri atas, terdapat kolom kosong yang memuat keterangan alamat sel, kolom kosong ini disebut dengan Name Box. Dalam kondisi sel yang masih tersorot, ketikan nama yang Anda inginkan pada Name Box tersebut.
-        Akhiri dengan menekan Enter pada keyboard.
4       Selanjutnya buat judul pada lembar kerja kedua dengan menggunakan rumus, =JUDUL&”PUSKESMAS”&PKM&”“&KAB”BULAN”&JAN&”TAHUN”&TAHUN.
Sebelumnya pada lembar kerja pertama atau sheet “data” ubah name box pada judul sesuai dengan rumus yang telah digunakan diatas.
5       Pada tiap-tiap cell tambahkan comment dengan mengarahkan kursor pada cell. Caranya yaitu dengan Klik kanan, insert comment.. dan buatlah comment sesuai dengan yang anda inginkan/butuhkan.
6       Selanjutnya editlah tabel yang akan dibuat sesuai dengan yang dibutuhkan. Lalu dalam menghitung anda dapat memakai rumus Anda dapat menggunakan =SUM (menjumlahkan), =AVERAGE (rata-rata) dan =COUNT (menghitung jumlah data)
LOGIKA IF UNTUK BINA :
-        maksudnya disini =IF(H9<tdsjan;”Bina”;”-”) posyandu di BINA jika nilai D/S nya kecil dari tdsjan adalah nama sel untuk target D/S pada bulan januari
-        maksudnya disini =IF(I6<tndjan;”Bina”;”-”) posyandu di BINA jika nilai N/D nya kecil dari tndjan yaitu nama sel untuk target N/D pada bulan januari
FORMULA COUNTIF
-        =”Catatan : Pada bulan “&jan&” ini, jumlah posyandu yang perlu dibina D/S nya adalah “&COUNTIF(K6:K15;”Bina”)&” posyandu dan yang perlu dibina N/D nya “&COUNTIF(L6:L15;”Bina”)&”  posyandu”
-        maksud formula diatas adalah countif menjumlahkan berapa banyak posyandu yang dibina D/S nya dan posyandu yang dibina N/Dnya sesuai dengan tabel yang di blok.
7       Langkah berikutnya buat tanggal pembuatan laporan dengan rumus =TEMPAT”,5 “&FEB&” “&TAHUN.
8       Langkah akhir anda dapat membuat grafik dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-        Bloklah data yang akan menggunakan grafik
-        Pilih insert
-        sorot chart
-        Pilih chart sesuai dengan yang anda inginkan.
-        Klik next lalu finish.
-        Grafik juga bisa di edit sesuai yang dinginkan
9       Setelah itu copy lembar kerja pertama pada lembar kerja kedua (sheet “2″/ sheet “Februari”).  Namun tetap sesuaikan data yang terdapat pada diagram dengan cara klik kanan pada diagram > select data > pada daftar sheet dibawah pilihnya sesuai dengan  bulan yang akan diubah > blok data yang diinginkan > ok.
10    Edit kembali lembar kerja seperti pada tabel judul dan grafik agar sesuai dengan nilai di setiap lembar kerja
11    Memproteksi sheet agar data pada sheet tidak bisa diubahtapi yang membuat bisa merubah caranya :
-        blok data yang dipilih untuk boleh diubah kemudian klik kanan pilih format cell
-        pada format cell pilih protection centang hide klik OK
-        ambil protec sheet pada menu REVIEW pada tab atas kemudian masukkan password masukan reenter password kemudian klik OK
-        sekarang jika ingin merubah bagian dari sheet yang telah diprotec ini akan keluar peringatan seperti pada gambar dibawah ini kecuali merubah data yang diperbolehkan untuk diubah yaitu data yang kita pilih pada langkah pertama dari langkah ini
-        Untuk menghilangkan protec sheet pilih unprotec sheet kemudian masukkan kembali pasword tadi klik OK, maka sheet anda tidak terproteksi lagi
12    Laporan tahuan yang telah selesai bias di edit tampilannya sesuai yang kita inginkan dengan berbagai aplikasi yang terdapat pada mc. Excel
Untuk lebih jelasnya silahkan klik disini
 

Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan dan Persalinan


Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan dan Persalinan
Background : Reproductive health is focusing on the reproductive aspect of women which are considerable problems on sexuality and reproduction, such as ante-natal care, delivery process, postpartum treatment etc. Maternal mortality rate and infant mortality rate are some indicators of reproductive health, where in Indonesia those rate are still high rather than some neighboring countries. Previous research showed that socio-cultural and demographic factors influence the high maternal and infant mortality rate. The purpose of this study was to describe socio- cultural aspect towards ante-natal care, delivery process and post –partum treatment among Javanese.
Method: The design study was observational with cross sectional approach. The research took place in Jepara Region, Central Java. The population study was women in reproductive age and total number of the sample was 60 women. Data were collected through questionnaire using in – depth interview guide. Socio- cultural factors data were gathered through in-depth interview with health providers, such as doctors, midwives as well as religious people and community leader.
Results: This study found that the majority of the respondents (96.7%) did antenatal care, assisted by doctors or midwifes, accompanied by their husband (76.6%), done every month (48.3%). Midwife is health provider who was mostly chosen by respondents furthermore by traditional birth attendance (18,4%). The accompanying reasons were the distance between the home and the location, skill and the complete of the apparatus.  Most of the respondent (93%) accompanied by their husband during birth process. During post- partum period, they took traditional medicine and also massage. This study found that there is no special food has been consumed during antenatal and post-partum period. Ritual activities have done such as mitoni  (munari), krayanan (brokohan), resikan (walikan) and  kekahan (aqiqah) since pregnancy until post-partum period. (Keywords : Antenatal care, Reproductive health, Postpartum)
PENDAHULUAN
Konsep Kesehatan Reproduksi yang diperkenalkan dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, tahun 1994 yang menekankan kondisi kesehatan yang lengkap tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, akan tetapi meliputi aspek mental dan sosial, yang berkorelasi dengan bekerjanya fungsi sistem serta proses reproduksi.
Bertolak dari konsep kesehatan reproduksi tersebut, sasaran program kesehatan reproduksi difokuskan pada wanita sepanjang masa reproduksinya atau wanita usia subur, yaitu sejak wanita tersebut mendapatkan menstruasi pertama sampai dengan masa menopause (antara 15 tahun hingga 49 tahun), baik menikah maupun tidak menikah. Program-program kesehatan reproduksi meliputi pendidikan kehidupan keluarga, pencegahan kehamilan remaja, pencegahan penyakit menular seksual, perawatan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan nifas, pertolongan bayi baru lahir, dan keluarga berencana yang meliputi pemakaian alat kontrasepsi, peningkatan kemandirian ber KB dan kegiatan-kegiatan yang mendukung Program Pembangunan Keluarga Sejahtera (BKKBN, 1998)
Beberapa kendala masih ditemui di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain adanya realita tentang kurangnya kesatuan pengertian tentang kesehatan reproduksi, kurang tersedianya infra strukkur di setiap kabupaten/ kota, adanya variasi geografis, aspek sosial budaya serta tingkat sosio ekonomi yang relatif terbatas (BKKBN, 1998).
Salah satu indikator kurang berhasilnya pro- gram kesehatan reproduksi, ialah relatif masih tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI). Angka kematian bayi baru lahir (IMR) menurut perkiraan SDKI tahun 1997 yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2001) Angka kematian ibu (AKI) menurut SKRT tahun 1986 adalah 450/ 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan yang lambat menjadi 373/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan turun lagi menjadi 51/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2001. Angka ini 3 – 6 kali lebih besar dari negara- negara di ASEAN dan 50 kali lebih besar angka di negara maju. Indonesia menetapkan target penurunan AKI dari 115/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 75/ 100.000 pada tahun 2015 dan penurunan angka kematian bayi (AKB) menjadi 35/ 1000 kelahiran hidup di tahun 2015. (Depkes RI, 2002)
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemerintah menetapkan target pada tahun 2010 yaitu: 1).menurunkan angka kematian ibu menjadi 125/100.000 kelahiran hidup, 2). menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup serta target proses dan output diantaranya adalah meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan trampil menjadi 85% (Depkes RI, 2004). Untuk mencapai tar- get tersebut, strategi yang diterapkan yaitu Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai visi : semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat (Depkes RI, 2004).
Empat pilar strategi utama MPS yang konsisten dengan Indonesia Sehat 2010 yaitu :
1). meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost effective dan berdasarkan bukti-bukti yang didukung dengan 2). membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektoral dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS, 3). mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, 4). mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2001)
Tingginya angka kematian maternal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan dipengaruhi oleh faktor- faktor di dalam dan di luar kesehatan / medis. Pelayanan obstetri yang tepat guna dan memadai bila tersedia belum menjamin pemanfaatannya oleh masyarakat karena adanya hambatan jarak , biaya dan budaya. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengenalan tanda bahaya dan pencarian pertolongan profesional seringkali belum memadai. Di banyak negara berkembang masih ditemukan hambatan akses yaitu berupa ketidakberdayaan wanita dalam pengambilan keputusan sementara peran suami, ibu atau mertua sangat dominan dan banyak faktor lain yang menyebabkan keterlambatan dalam rujukan.
Secara umum dikenal tiga jenis terlambat yaitu :1).terlambat dalam mengambil keputusan merujuk yang merupakan langkah pertama untuk menyelamatkan ibu yang mengalami komplikasi obstetri, 2). terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh jarak, ketersediaan dan efisiensi sarana trasnportasi serta biayanya, 3). terlambat dalam memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor : jumlah dan ketrampilan tenaga kesehatan, ketersediaan peralatan, obat, transfusi darah dan bahan habis pakai serta manajemen dan kondisi fasilitas pelayanan (Depkes RI, 1999).
Proses reproduksi berawal dari sebelum terjadi konsepsi, sebelum terjadi pembuahan oleh sperma terhadap sel telur, kemudian terjadi konsepsi, hamil, lahir, bayi, remaja, usia produktif dan usia lanjut. Dengan demikian kesehatan reproduksi dimulai sejak masa remaja hingga usia lanjut (Muhammad, 1996). Untuk menjamin terjadinya kesehatan reproduksi yang optimal perlu pelayanan kesehatan reproduksi yang berkesinambungan, sejak remaja hingga usia lanjut.
Kesehatan reproduksi kaum remaja ditekankan pada kegiatan pendidikan kehidupan keluarga, pencegahan kehamilan remaja dan pencegahan penyakit menular. Sedang pada masa perkawinan dalam kondisi produktif kesehatan reproduksi yang perlu diupayakan meliputi perwatan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan bayi baru lahir, perawatan nifas dan praktek keluarga berencana, dan upaya-upaya ini sering disebut sebagai safe-motherhood. Pada masa usia lanjut, kesehatan reproduksi berkaitan dengan upaya skrining keganasan tumor dan menopause (Muhammad, 1996).
Kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi geografis) berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Situasi budaya dalam hal ini adat istiadat saat ini memang tidak kondusif untuk help seeking behavior dalam masalah kesehatan reproduksi di Indonesia (Muhammad, 1996). Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar yang tidak memerlukan antenal care. Hal ini tentu berkaitan pula tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya antenal care dan pemeliharaan kesehatan reproduksi lainnya.
Tulisan ini juga dapat dibaca di blog saya yang lainklik disini
bersambung

Sabtu, 29 Desember 2012

 PELAKSANAAN RENCANA KERJA  KLIK DISINI

PDCA



KLIK DISINI

Kamis, 20 Desember 2012

KELOMPOK PEMINAT-KIA

-->

KP-KIA
Pengertian
KP-KIA adalah suatu kelompok yang mempunyai kegiatan belajar tentang kesehatan ibu dan anak, yang beranggotakan semua ibu hamil dan menyusui yang ada di wilayah desa. Kegiatan ini dibimbing oleh kader posyandu stempat kerana kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan posyandu yang dilaksanakan di luar jadwal posyandu.

Tujuan
a.      Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui cara yang baik dan menjaga kesehatan sedniri dan anaknya.
b.     Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui pentingnya dan melakukan pemeriksaan ke puskesmas dan pesyandu sejak hamil dini dan setelah melahirkan.
c.      Agar ibu hamil dan menyusui mengetahui dan mempergunakan kontrasesi yang efektif dan tepat.

Kamis, 05 Januari 2012

Simple Present Tense

Materi pertama belajar grammar tenses bahasa inggris yaitu The Simple Present Tense. The Simple Present Tense adalah tenses yang puaaaling banyak digunakan, dan karena paling banyak maka pembahasannya juga akan lebih panjang.

Arti simple yaitu sederhana, sedangkan present adalah sekarang. Jadi bisa dikatakan bahwa Simple Present adalah tenses (pola kalimat) yang digunakan untuk menceritakan waktu sekarang dalam bentuk sederhana. Nama lain daripada Present adalah BENTUK 1.

Jadi kapanpun Anda melihat kata present dalam tenses apapun, bisa dipastikan bahwa dia menggunakan bentuk 1 – bentuk apa? ya bentuk verb, karena semua predicate itu wajib verb bukan, coba lihat posting awal grammar basic ini. Coba liat contoh-contoh kalimat dengan Simple Present dibawah ini

TOBE
I am a teacher
You are a teacher
We are teachers
They are teachers
He is a teacher
She is a teacher
It is my cat

Kalau Anda mengamati, maka kalimat diatas semuanya mengggunakan PREDICATE-1 atau predikat dalam bentuk 1, lihat saja tobe nya tidak lepas dari AM – IS – ARE. Contoh diatas adalah The simple present tense dalam bentuk nominal, karena semua kalimatnya menggunakan tobe-1

Apakah ada bentuk lainnya? Ada, yaitu The Simple Present Tense dalam bentuk VERBAL. Yaitu yang tidak memiliki tobe tapi memiliki verb. Nanti akan di terangkan. Untuk saat ini cukup kita simpulkan bahwa ada 2 (dua) jenis Simple Present yaitu
1. Nominal Simple Present
2. Verbal Simple Present

Untuk mengubah kalimat NOMINAL SIMPLE PRESENT kedalam bentuk negative (menyangkal) ataupun interrogative (bertanya) sangatlah mudah, amati
(+) You are a teacher
(- ) You are NOT a teacher
(? ) Are you a teacher?

Okey, silahkan Anda pahami dan tugas Anda sekarang adalah buatlah minimal 10 kalimat dengan menggunakan Nominal Simple Present ini.

Sekarang kita lanjutkan pada pola kalimat VERBAL SIMPLE PRESENT – yaitu simple present yang tidak menggunakan tobe, tetapi VERB1 sebagai predicate1 nya.. Amati contoh berikut
Subjective
Pronouns Example
I I work
You You work
We We work
They They work
He He works
She She works
It It works

Lihat, untuk awalan HE, SHE, IT .. verb nya menggunakan _s. Amati kembali contoh berikut
He runs every morning
She teaches English
John has an English books

Untuk kata kerja yang berakhiran bunyi DESIS (hissing sounds – x, ch, s, sh), kita menggunakan akhira _es. sehingga menjadi : teaches, mixes, washes, kisses .. dsb.

Exercise 1 :
read – John reads in the morning
1. read
2. sing
3. study
4. work
5. arrive
6. leave
7. practice
8. write
9. watch
10. finish
11. mix
12. pass
13. go
14. have
15. pray

Answer keys :
3. John studies
9. John watches
10 John finishes
11. John mixes
12. John passes
13. John goes
14. John have(s) -> John has
15. John prays

Amati kembali contoh kalimat ini :
3. (study) -> John studies
15. (pray) ->John prays

Untuk verb study – sebelum huruf Y adalah huruf konsonan D, itulah sebabnya menjadi STUDIES

Untuk verb pray – sebelum huruf Y adalah huruf vokal A, itulah sebabnya tetap PRAYS

Exercise 2 : Yang mana HAVE dan HAS
We -> We HAVE coffee in the morning
He -> He HAS coffee in the morning
1. he
2 John and Mary
3. they
4. Mr. Allen
5. she
6. Mary
7. the students
8. my brothers
9. my brother
10. You and I
11. he and she
12. Mary’s sister
13. Mary’s sisters
14. the teacher
15. people

Dalam belajar Grammar tidak boleh terputus. Tentunya Anda sudah tahu bahwa ada 3 kelompok Tenses yaitu Present Tense, Past Tense dan Future Tense setiap kelompok masing-masing memiliki 4 tenses. Dimana untuk setiap tenses nya ada yang memiliki tipe Verbal dan Nominal.

Sampai sini berhenti dulu ..jangan lanjut baca kecuali Anda yakin paham, hehe. Okey lanjut lagi, untuk Simple Present memiliki tipe Nominal atau yang predicate nya Tobe1 serta Verbal yang predicatenya Verb1. Masih paham dong, okey kita lanjut lagi. Untuk Nominal Simple Present, Anda sudah sangat memahami bagaimana menggunakan Tobe untuk setiap subjective pronounsnya, sedangkan untuk Verbal Simple Present – semua yang diawali dengan He, She, It maka verb nya mendapatkan tambahan +S sbb.
I write
You write
We write
They write
He writes
She writes
It writes

Begitupun pada kata kerja HAVE seperti He Have(s) mendapatkan tambahan (s) – sehingga kalimat tersebut menjadi HE HAS.

Perubahan Kalimat Negative dan Interrogative 
I
You DON’T (do not) GO
We
They

contoh : I don’t go, You don’t go, We don’t go, They don’t go. Selanjutnya amati sbb.
He
She DOESN’T (does not) GO
It

Amati, pada kalimat negative/interrogative yang berawalan He, She, It kata kerja nya (verb) nya kembali normal TIDAK MENGGUNAKAN +S lagi karena sudah ada DOES.
(+) You write
(-) You DON’T write
(?) DO you write?
(+) He writes
(-) He DOESN’T write
(?) Does he write?

Amati contoh lain
(+) You have a book
(-) You DON’T have a book
(?) DO you have a book?
(+) He has a book
(-) He DOESN’T have a book
(?) DOES he have a book?

Exercise 1 : Ubahlah kedalam kalimat (-) dan (?)
1. You have a car
2. My sister has a car
3. My sisters have a car
4. You and I learn English
5. John and Bill sing
6. The cat drinks
7. Joe has breakfast
8. Our brother teaches
9. Our brothers work
10. John’s sisters have a car

Answer Key : (jangan diliat dulu kunci jawaban ini)
My sister has a car
My sister doesn’t have a car
does my sister have a car?
My sisters have a car
My sisters don’t have a car
do my sisters have a car?
The cat drinks
The cat doesn’t drink
does the cat drink?
Joe has breakfast
Joe doesn’t have breakfast
does Joe have breakfast?
Our brother teaches
Our brother doesn’t teach
does our brother teach?
John’s sisters have a car
John’s sisters don’t have a car
do John’s sisters have a car?

Amati benar-benar, dan pastikan bahwa Anda memahami dan mampu mengatasi latihan Grammar ini dengan mudah. Yah begitulah resiko belajar Grammar, sing sabar …

Kali ini kita masuk pada fungsi atau penggunaan Tenses The Simple Present Tense sbb.
1. Menyatakan Fakta (expressing facts)
Mudahnya begini saja, coba sekarang Anda buat sedikit tulisan tentang Danau Toba, dimana Anda paparkan Danau Toba itu bagaimana dsb. Tulisan Anda disitu hampir 100% menggunakan tenses ini. Karena Anda memaparkan suatu fakta. Nah dibawah ini ada tulisan singkat

Nah kalau Anda amati tulisan diatas, semuanya menggunakan tenses Simple Present karena hanya menceritakan fakta yang tidak akan berubah dari masa lalu, ke masa sekarang, sampai masa yang akan datang. Tapi kalau artikel diatas saya lanjutkan seperti ini

Lihat kata akan disini bukan lagi wilayah Simple Present karena membicarakan masa yang akan datang.Begitu pula pada bagian kalimat minggu lalu

2. Menyatakan kebiasaan (expressing habits)
Untuk yang ini Anda pasti akrab juga karena di sekolah sejak SMP sampai SMA fungsi Simple Present tidak lepas dari expressing habits, contoh mudah amati artikel ini

Artikel singkat diatas menggunakan Simple Present, karena menyatakan kebiasaan. Karena itu biasanya menggunakan yang disebut dengan Adverbs of Frequency sbb.
Adverbs of Frequency
always selalu
usually biasanya
often seringkali
sometimes kadang2
seldom jarang
never tidak pernah
ever pernah

Apakah pasti? …Anda ingat baik-baik “Bicara BAHASA TIDAK ADA YANG PASTI”. Karena itu enjoy aja lah

3. Menyatakan masa yang akan datang
Lho?? ..emang iya, itulah sebabnya sudah saya katakan sejak dini bahwa Anda tidak perlu tegang dalam belajar bahasa inggris, karena memang tidak ada yang pasti. Amati dialog ini
Romli besok kita ke pantai yuk mpok
Juleha jam berapa bang?
Romli jam 7:00 pagi aje
Juleha waduh, besok aye pergi ke sekolah

Nah liat kalimat yang bercetak miring? kalimat itu menggunakan Simple Present Tense walaupun ada kata BESOK. Simple Present boleh digunakan untukmenceritakan peristiwa yang akan terjadi dengan syarat bahwa ‘peristiwa itu terjadi secara rutin’ dalam kasus Juleha contohnya, dia memang ke sekolah tiap jam 7:00 pagi, dari awal Februari, Maret sampai minggu kemaren, sampai hari Kamis kemarin juga jam 7:00 makanya boleh saja dia mengatakan BESOK ..tetap menggunakan Simple Present

4. Menyatakan masa lalu
Haduh?…inilah fakta bahwa Bahasa Inggris itu memang seenak wudel nya. Simple Present bisa digunakan untuk menceritakan masa yang akan datang, eh ..ga taunya juga bisa dipake untuk menceritakan masa lalu. Terus buat apa rumus? …ya ga tau?? ..siapa yang doyan rumus-rumusan?? yeee … 
Juleha bang, aye semalem kaga bisa tidur?
Romli kenape mpok?
Juleha aye lihat pocong tapi aneh banget
Romli aneh kenape mpok?
Juleha tuh pocong sih laki2, tapi pake gincu!!

Pada dialog diatas Juleha boleh saja menggunakan Simple Present. Tenses ini boleh digunakan untuk menceritakan peristiwa yang sudah berlalu dengan syarat untuk men DRAMATISIR

5. Menceritakan sesuatu yang sedang terjadi
Aduh?? aya-aya wae. Makanya dari awal sudah saya tekankan, buang jauh-jauh mitos yang membelenggu diri kita bahwa untuk menguasai Bahasa Inggris harus kuasai Grammar dulu. Walah, sampe botak ga bakal kelar yang namanya Grammar. Coba lihat neh seorang komentator tengah menceritakan peristiwa yang sedang terjadi

Zidane menggiring bola, bola lalu dioper kepada Zico. Zico menendang nya kembali kepada Zidane, sekarang zidane menendangnya kembali ke Zico, ga kelar-kelar neh penonton, paye ..
Nah komentator tersebut menggunakan Simple Present, karena peristiwanya berlangsung sangat cepat dan singkat.

Template by:

Free Blog Templates